Selasa, 20 Maret 2012

Kuliner Sate Sambas Maknyuuuussss..


Berhubung ibu dosen Andini Kurnia memberikan tugas tulisan tentang wisata kuliner, kali ini saya akan menceritakan pengalaman kuliner didaerah Blok M. Saya bukan pecinta sate, tapi klo buat sate yang satu ini hmm.. beda ceritanya. waktu pulang sehabis pulang menjenguk teman di Rs. Pertamina sekitar jam 7 malem ,temen-temen ngajak makan, kebetulan emang kompak kita berlima (saya,cindy,denny,febry,nico,tari ) berasa laper semua dan si denny tanpa basa basi langsung membawa kita berempat ke suatu tempat makan favoritnya, dan ternyata sampai disana yang saya liat emperan yang lumayan banyak penjual satenya yah gpp deh yuk mari kita icip-icip makanan kaki lima. Ada yang pernah makan sate di taman Sambas deket blok M? di Jalan Sambas V tepatnya. Disitu Top Markotop lho satenya,Tips dari teman saya si Denny, disitu kan ada 3 tukang sate, ketiganya emank jualan sate dari dulu, Ketiganya punya ciri khas yang beda2, kalo saya sih paling doyan yang tengah, Bumbu kacangnya mantep bgt ,Harga sekitar 15rb kalo pake lontong,Pokoknya Mak nyussssss .
Sambil kita makan pedagang sate itu menceritakan asal usul sate sambas ini Di kawasan Blok M Jakarta Selatan ada tukang sate yang terkenal yang mangkal di Jalan Sambas, yaitu Sate Sambas. Sate ini cukup melegenda dan sudah berdiri sejak tahun 1974. Adalah Cak Kholil pembuat sate itu yang yang pada awalnya datang ke Jakarta untuk mengubah nasib. Kenapa sate racikanya bias identik dengan Jalan Sambas dikawasan itu?
Begini ceritanya. Tahun 1974 Cak Kholil berkelana ke Jakarta dari Madura. Madura memang sudah terkenal dengan satenya. Di Jakarta pun Cak Cholil kemudian berjualan sate Madura. Ia tak segera sukses memang. Ini mungkin wajar. Ia bahkan harus kucing-kucingan dengan trantib. Mungkin juga wajar. Tetapi ia tetap konsisten dengan usahanya, jualan sate Madura. 

Setelah belasan tahun berjualan sate, tahun 1990 tampaknya peruntungan mulai menghampirinya. Saat itu jualan satenya sudah mencapai 200 tusuk sehari. Sepuluh tahun kemudian omsetnya melonjak menjadi 8.000 hingga 12.000 tusuk semalam. Nama sate Cak Kholil pun kemudian dikenal dengan Sate Sambas. Dua tahun lalu Cak Kholil mengaku sudah kewalahan melayani pelanggannya. Mereka membeli sate mulai yang datang ke tempat mangkalnya di Jalan Sambas hingga yang memesan untuk dibawa pulang. Tak hanya itu, ia juga diberondong para pemodal yang mengajaknya bekerjasama. Muncul tawaran, bagaimana jika Sate Sambas diwaralabakan. Cak Kholil justru bingung karena ia tak paham bagaimana
menjalankan usaha dengan system waralaba itu.
Untunglah suatu kali ia bertemu Bimada, tokoh UKM pemenang Dji Sam Soe Award 2006. Cak Kholil pun merasa cocok bekerjasama dengan pemilik PT Raos Aneka Pangan ini untuk mengembangkan Sate Sambas menjadi jejaring waralaba. Di bawah naungan PT Raos Aneka Pangan inilah Sate Sambas ditawarkan kerjasama kemitraannya dengan paket investasi Rp 28 juta. Dalam pola kerjasama ini tak cuma sate yang dijualnya, tetapi ada juga makanan lain hasil raciakan Bakmi Raos yang jejaringnya juga sudah banyak.
Itulah cerita singkat saya mengenai kuliner sate Sambas yang ada didaerah bilangan Blok M , untuk pembaca yang pecinta sate ga usah pikir panjang buruan dating ke jalan Sambas yang ada di bilangan Blok M. Ramainya sih pas malam dan bukanya sekitar jam 5 sore, Buruan coba karena sate sambas makyusss emang jauaranya deh, saya yang bukan penggemar sate aja sampai ketagihan dan datang terus kesana. Semoga bisa menjadi acuan pembaca untuk mendatangi tempat makan ini . Terimakasi ^_^

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

 

DinaMaghdalena Copyright © 2009 pinkymomo Designed by muh_rendi "n"